Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 686

Bab 686

Devon tidak menyangka bahwa pada saat ini akan datang seorang penyelamat.

Dan barusan ini, hampir saja dia dibuat remuk tulangnya.

Dia sudah berusaha bangkit berdiri untuk beberapa kali tetapi tetap saja gagal. Dan saat ini merasa ada sedikit rasa manis di tenggorokannya kemudian dia memuntahkan seteguk darah.

Nara sangat terkejut. Dia buru–buru berlari dan melemparkan dirinya ke pelukan Reva dengan sambil terisak.

Situasi ini membuat Devon semakin cemburu dah marah. Dia menatap Reva dengan ekspresi muram. “Dasar bajingan, apa yang sedang kau lakukan?”

“Apa kau tahu siapa aku?”

Ekspresi Reva sangat dingin. “Aku tidak perlu tahu siapa dirimu!”

“Aku hanya tahu kalau istriku ditindas maka kau pantas mati!”

Devon tertegun, “Is… istrimu?”

“Kau adalah suaminya yang tak berguna itu?”

“Sebentar, bocah ini… sepertinya kau tampak familiar untukku?”

“Ohh, aku ingat. Saat aku keluar dari taman Dragonlake tadi, hampir saja aku menabrakmu, kan?”

“Brengsek, ternyata kau hanya seorang petugas perawatan yang membersihkan toilet orang lain!”

“Hahaha, kau masih harus berterima kasih kepada istrimu karena mengatakan bahwa kau adalah seorang dokter. Ini benar–benar sangat lucu sekali sehingga membuat orang lain tertawa. terpingkal – pingkal!”

Ekspresi Reva tidak berubah. Dengan dingin dia berkata, “Apa kau sudah selesai dengan omong kosongmu?”

“Kalau sudah selesai, sudah waktunya kau menemui ajalmu!”

Setelah mengatakan itu lalu Reva langsung menerjang dan meraih leher Devon kemudian mengangkatnya lagi.

Devon hendak melawan tetapi wajahnya ditinju oleh Reva.

Batang hidungnya patah dan darah langsung menyembur keluar dari hidung dan mulutnya.

Kepala Devon yang tertinju membuatnya hampir saja pingsan.

Kemudian Reva mengangkat kembali tangannya dan hendak meninjunya lagi.

Saat ini Nara buru–buru menghentikannya, “Reva, jangan.”

“Kalau begini kau akan membunuhnya!”

“Kalau kau sudah membunuh seseorang lalu bagai… bagaimana denganku?”

Ucapan Nara itu membuat Reva tersadar sedikit.

Itu benar. Orang ini memang pantas mati tetapi dia tidak boleh mati disini.

Kalau dia dibunuh dan mati disini maka Reva dan Nara juga tidak bisa mencuci tangan.

Lalu dia melemparkan Devon ke lantai kemudian dengan dingin berkata, “Enyah!”

“Oke!”

“Aku akan mengingat hal ini!”

MINNOTAT

“Awas saja kau, kau tunggu aku!”

Devon bangkit dengan terhuyung – huyung dan berlari dengan panik.

Pada saat ini, tampak ada tiga orang yang berjalan masuk dari luar pintu. Mereka adalah Axel, Alina dan Hana.

Pada awalnya mereka bertiga tersenyum dan ketika melihat penampilan Devon itu membuat mereka semua tercengang.

Axel buru–buru berkata, “Tuan muda Rodriguez, kau… kau kenapa?”

“Bukannya kau datang untuk mengobrol dengan Nara?”

“Kenapa malah jadi seperti ini?”

Ekspresi Devon tampak mengerikan lalu dia meraung, “Menurutmu kenapa?”

“Menantu tak bergunamu itu datang dan menghajar aku hingga seperti ini!”

“Biar aku beritahu, aku pasti akan melaporkan hal ini kepada papaku. Aku akan memberitahukannya kepada keluarga Rodriguez!”

“Aku tidak akan pernah melepaskannya!”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat