Menantu Dewa Obat
5 mutiara
Bab 362
Alina langsung menangis, “Jangan...jangan sakili putriku. Kau bisa memintaku melakukan apa saja. Aku... aku pasti akan melakukannya...”
“Kau lepaskan dia...”
“Berapa banyak uang yang kau inginkan? Kami... kami semua pasti akan mengumpulkannya untukmu.”
“Satu juta? Dua juta?”
Pria itu mendengus, “Brengsek, kau kira kau sedang berbicara dengan siapa?”
“Kau kira aku butuh uang satu atau dua jutamu itu?”
“Aku beritahu kepadamu, aku tidak mau uang!”
“Jika kau ingin putrimu selamat, maka pergi dan beritahu Reva bahwa delegasi dari kota Carson tidak diijinkan untuk menyembuhkan siapapun dalam pertemuan pertukaran medis malam ini!”
Alina langsung tercengang, “Hah?”
Permintaan macam apa ini?
Dia mengira bahwa penculikan itu demi uang?
Ternyata Hana diculik hanya demi untuk membalas dendam kepada Reva?
Dan pada saat ini Nara bertanya dengan gugup, “Siapa kau sebenarnya?”
“Mengapa kau melakukan ini?”
“Mengapa kau menargetkan Reva?” |
“Apakah... apakah kalian orang – orangnya Dion?”
Pria itu berkata dengan dingin, “Jangan banyak bacot, jika masih cerewet lagi, adikmu akan mati lebih cepat!”
“Dengarkan baik – baik, jika delegasi kota Carson berani menyembuhkan satu orang saja malam ini, maka adikmu akan mati dicabik – cabik oleh ketiga ekor anjing ini!”
“Tidak hanya dia tetapi kalian juga sama – sama akan dimakamkan di perut ketiga ckor anjing itu!”
“Dan satu lagi, kalian tidak boleh melapor kepada polisi!”
“Jika kalian berani melapor kepada polisi, dia juga akan mati!”
Setelah berbicara, pria itu langsung menutup telepon.
Alina langsung menjerit dan hampir pingsan.
Axel buru – buru menopang Alina. Alina meraih lengan Nara dan berkata dengan suara gemetar, “Nara, kali ini... kali ini kau harus menyelamatkan adikmu...”
“Dia hanya kalah dalam sebuah pertandingan saja sedangkan adikmu akan segera kehilangan nyawanya. Bagaimana kau memilihnya?”
Nara juga berkata dengan panik, “Reva telah menggunakan ratusan milyar untuk berpartisipasi dalam kompetisi kali ini. Jika dia kalah bukankah dia pasti akan mati?”
Axel dan Alina merasa sangat canggung dan malu lalu Alina berbisik, “Nara, kami... kami hanya asal bicara saja itu.”
“Seperti yang kau katakan, orang – orang itu melakukan investasi ini secara sukarela jadi menang atau kalah itu risiko mereka sendiri.”
“Meskipun Reva kalah juga tidak akan terjadi apa – apa padanya.”
“Tetapi jika kau tidak menelepon Reva, adikmu pasti akan mati. Cepat kau telepon Reva!”
Nara mengerutkan keningnya. Dia benar – benar tidak ingin melakukannya.
Kali ini adalah kesempatan Reva untuk mengubah nasibnya.
Dia telah memikul begitu banyak hal di punggungnya dan berusaha hingga sekarang hanya demi untuk memenangkan pertandingan kali ini.
Sebagai seorang istri, bagaimana mungkin dia menyeret dan membuatnya susah hati:
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat