Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 985

Menantu Dewa Obat

Bab 985

Alina senyum

senyum, “Joyce, sekarang kau sudah tahu, kan!”

“Kakak iparmu ini hanya mulutnya saja yang pedas tetapi hatinya sangat lembut.”

“Masalahmu adalah masalah kami juga.”

“Sudahlah, kau bisa memulihkan dirimu dengan tenang di sini.”

“Kebetulan Reva adalah direktur departemen di sini. Kalau butuh sesuatu kau bisa langsung hubungi Reva saja.”

“Axel, aku juga tidak akan pulang. Aku akan tinggal di sini bersama dengan adikku!”

Axel tersenyum, “Tidak apa –

apa. Beberapa hari ini aku juga sedang tidak sibuk.”

“Aku akan pergi beli ayam, ikan dll.. aku akan membuatkan sup untukmu nanti.”

“Ngomong-ngomong, Reva, nanti biaya rumah sakitnya kau tagihkan ke rekeningku saja!”

Joyce: “Kakak ipar…”

Axel langsung menyela ucapannya, “Jangan bawel!”

“Kau meremehkanku?”

“Aku kasih tahu yah, aku, si Axel ini bukan orang yang pelit.”

“Reva, kau dan Nara tidak boleh membayarkan sepeserpun dari biaya pengobatan ini. Masukkan saja semua tagihan itu ke akunku, oke?”

Reva dan Nara saling menatap dan mereka berdua merasa sangat lega atas perubahan dari sikap

Axel ini!

Setelah itu Axel baru mengibaskan tangannya sambil berkata, “Baiklah, kau istirahat dulu dengan baik, aku akan pulang untuk membuatkanmu sup dulu.”

“Alina, kau jaga dia baik baik, oke?”

Setelah itu Axel membalikkan badannya dan pergi dari sana.

Joyce meneteskan airmatanya. Dia sangat terharu.

Alina menghiburnya dengan beberapa kata, “Aduhh, kau sudah salah paham dengan kakak

iparmu.”

“Sebenarnya kakak iparmu itu cukup baik.”

“Masalah antara Anissa dengan Jonathan itu karena mereka sudah benar

“Sudahlah, Joyce, kau istirahat dulu saja.”

“Aku akan menemanimu disini!”

Beberapa anak muda itu bergumam dengan suara rendah dan salah satu dari mereka adalah seorang pemuda tampan dengan mata yang jernih.

Saat Nara sudah berjalan hingga ke sisi mobilnya, pemuda itu langsung menghampiri.

Begitu Nara mengulurkan tangannya dan baru saja hendak membuka pintu mobilnya, pemuda itu sudah langsung bergegas maju dan menghalangi pintu mobil itu dengan tubuhnya. Sambil tersenyum pada Nara, dia meniup poni rambutnya sendiri.

Nara mengeryit sedikit dan mundur selangkah.

Pria muda itu menatap lurus ke Nara dengan ekspresi yang penuh percaya diri di wajahnya, “Cantik, sepertinya kita pernah bertemu di suatu tempat?”

Nara menatapnya dengan dingin.

Pemuda itu merasa agak malu lalu dia langsung tersenyum sambil berkata, “Ooh, aku ingat, kita pernah bertemu di dalam mimpi!”

Beberapa anak muda di sebelahnya langsung bersiul dan langsung menyemangatinya.

Nara menunjukkan ekspresi dingin dan malas untuk menjawabnya.

Melihat hal ini, pemuda itu langsung tersenyum dan berkata, “Hei cantik, apa kau tahu aku kurang apa?”

Nara: “Kau sakit?”

Pemuda itu langsung tertawa, “Aku tidak sakit, aku hanya kurang kamu!”

Beberapa anak muda di sekitarnya langsung bersiul lagi. ”

Kedua gadis itu langsung saling menyemangatinya, “Ucapannya keren banget!”

“Wahh, bagaimana pria ini bisa begitu manis?”

“Kalau dia berbicara semanis ini kepadaku, aku pasti akan menikah dengannya…”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat