Menantu Dewa Obat
Bab 855
Begitu mendengar ucapan dokter Tanaka, Jayden hampir saja merosot di atas lantai.
Dia tak menyangka dokter Tanaka akan datang ke sini dengan membawa bukti.
Begitu dokter Tanaka melambaikan tangannya, orang yang berada di sebelahnya langsung membawakan USB Flash Drive kepadanya.
Flash Drive itu dipasang di video TV dan layar TV menayangkan situasi di koridor rumah sakit pada saat itu.
Situasi yang ditayangkan adalah Jayden yang sedang menggoda Devi.
Persis seperti yang dikatakan dokter Tanaka, percakapan diantara mereka berdua juga ikut terekam sehingga semua orang bisa mendengarkan semua isi percakapan Jayden yang menggoda Devi dengan sangat jelas.
Setelah menonton video itu, ekspresi semua orang langsung berubah.
Wajah Alina memucat dan Axel duduk merosot di sofa.
Sementara itu Anissa, tampak ketakutan karena dia tahu bahwa masalah ini pasti akan merepotkan.
Dokter Tanaka melirik semua orang. “Ini adalah video yang direkam di koridor rumah sakit. Semua orang sudah bisa melihatnya dengan jelas. Aku tidak perlu menjelaskannya lagi.”
“Sekarang, seharusnya semua orang sudah tahu siapa yang benar dan siapa yang salah, kan?”
Dengan marah Nara berkata, “Jayden, berani… berani sekali kau?”
“Bagaimana kau bisa melakukan hal seperti ini?”
Jayden menangis dan terdiam.
Anissa menangis: “Jayden, mengapa kau bisa melakukan hal bodoh seperti ini?”
“Anak… anak ini, kenapa kau selalu membuat aku khawatir?”
“Kakak kedua, tolong, tolong kau bantu aku untuk mendidiknya, aku benar-benar sudah tidak ingin hidup lagi…”
Dengan cepat Alina meraih Anissa lalu sambil menggertakkan giginya dia berkata, “Video…. video ini tidak bisa menjelaskan apa-apa!”
“Memang benar, apa yang dikatakan Jayden kepada nona Devi memang agak kasar.”
“Tetapi, apa si Devi juga sudah benar kalau dia menjalin hubungan dengan Reva?”
“Yang kita bicarakan sekarang adalah tentang masalah Devi yang menjalin hubungan dengan Reva bukan tentang Jayden.”
“Ryu Tanaka, kau jangan mencoba untuk mengubah topik permasalahannya!”
Dokter Tanaka menatapnya lekat lekat, “Alina, kau memang benar-benar pandai membantah!”
–
“Masalahnya sudah sampai seperti ini pun kau masih tetap berkeras?”
“Seperti yang orang bilang, tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api.”
“Kalau diantara mereka berdua tidak ada apa-apa, adik sepupumu juga tidak akan mengatakan hal seperti itu, kan?”
Nara kesal sekali karena mamanya benar-benar sangat kacau dan tidak logis sekarang. Dia benar-benar tidak bisa berbicara dengannya secara normal sekarang.
Ekspresi dokter Tanaka sedingin es: “Alina, kau benar-benar tidak akan menyerah kalau belum kena batunya, yah!”
“Oke, keponakanmu bilang dia melihat Reva sedang berpelukan dengan cucuku di gang yang ada di belakang
rumah sakit.”
“Kalau begitu mari kita selidiki masalahnya hari ini!”
“Di belakang rumah sakit juga ada kamera CCTV yang kebetulan bisa merekam situasi di gang – gang itu.
“Keponakanmu yang pulang ke China ini seharusnya sudah sekitar satu bulanan, kan?”
“Aku akan menganggapnya satu bulan saja. Aku akan mencari semua rekaman kamera pengawasan di bulan ini, setelah itu mari kita bandingkan satu demi satu. Bagaimana?”
Ekspresi Alina langsung berubah. Tadinya dia ingin menggunakan kejadian kali ini sebagai alasan untuk mengganggu mereka sehingga dokter Tanaka tidak bisa mencari masalah lagi dengan mereka.
Namun di luar dugaannya ternyata dokter Tanaka memiliki sifat seperti itu. Demi masalah itu dia rela mencari bukti – buktinya dengan melakukan proyek sebesar itu.
Kali ini, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi!
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat