Bab 760
Melihat Hana yang akan mulai memesan lalu dengan panik Vivi berseru: “Jangan.”
“Jangan… jangan pesan makanan spesialnya.”
“Aku lihat makanan spesial di sini, sebenarnya… sebenarnya juga tidak sampai gimana amat.”
“Bagaimana kalau… kalau kita memesan makanan rumahan saja?”
“Ma, bukannya kau selalu bilang ingin makan makanan rumahan?”
Vivi berkata sambil mengedipkan matanya pada Anissa.
Anissa langsung mengerti dan segera tersenyum, “Oh, ya benar itu.”
“Waktu aku di luar negeri, aku selalu tidak bisa makan makanan rumahan sehingga aku benar – benar kangen sekali.”
-Pesan makanan rumahan yang sederhana saja.”
Hana cemberut: “Tante ketiga, bukannya semalam kau bilang sudah tidak terbiasa makan makanan rumahan lagi?”
Anissa langsung merasa malu.
Alina memelototi Hana: “Kau jangan banyak bicara!”
“Nissa, jangan pedulikan dia.”
“Kau sudah lama tidak pulang ke tanah air, jadi wajar kalau ingin makan makanan rumahan.”
“Vivi, kau pesan makanan rumahan saja dan jangan pesan terlalu banyak!”
“Malam ini aku tidak terlalu lapar. Pamanmu juga sudah nyemil terlalu banyak tadi sore sehingga dia tidak mungkin bisa makan banyak lagi.”
Axel heran, kapan aku nyemil?
Namun hal ini tidak bisa dia katakan.
Dia tahu bahwa Alina sedang berusaha mempertahankan martabat Anissa!
Vivi merasa sangat gembira. Dia segera membolak–balikkan bagian makanan rumahan yang ada di bagian belakang buku menunya.
Namun, setelah membolak baliknya, dia masih juga tidak bisa memesan.
Makanan ruinahannya juga tidak murah!
Tiba–tiba Jay berkata: “Oh yah ngomong–ngomong, kita semua nanti malam juga masih harus mengemudi jadi lebih baik jangan minum anggur.”
Hana langsung bergumam: “Sekarang kan ada sopir panggilan, kenapa kau masih takut minum anggur?”
“Selain itu kalau menjamu di tempat yang mewah bagaimana mungkin tidak minum anggur? Aku, aduhh…”
Alina mencubitnya dengan keras dan membuat Hana kesakitan.
Sambil tersenyum Alina berkata, “Baiklah, tidak minum juga lebih baik.”
Manajer Kai melirik si pelayan dengan tatapan puas.
Si pelayan juga sangat gembira saat mendengar pujian Reva. Bonusnya bulan ini pasti tidak akan berkurang.
“Tuan Lee, apa kau belum memesan makanannya?”
“Bagaimana kalau aku membantumu mengaturnya?”
“Malam ini, kami kedatangan koki hebat dari pulau Cyan yang bertujuan untuk menukar ketrampilan ilmu memasaknya dengan koki kami.”
“Ini adalah kesempatan langka. Bagaimana kalau aku meminta dia untuk membuatkanmu beberapa makanan yang enak?”
Ujar manajer Kai sambil tersenyum.
Reva belum berbicara tetapi Vivi langsung menjawab: “Bagaimana masakan buatan koki dari pulau Cyan?”
“Makanannya mahal tidak?”
Manajer Kai segera berkata, “Kalau tuan Lee yang datang untuk makan di sini, semua konsumsi makanannya tidak dikenakan biaya.”
Ini adalah hal yang ingin didengar oleh Vivi. Dia segera menatap Anissa dan berkata, “Ma, entah bagaimana masakan koki dari pulau Cyan itu yah?”
“Bagaimana kalau kita mencicipi makanan buatan mereka saja?”
“Malam ini biar kakak iparku saja yang mengatur acaranya. Lalu kita baru akan menjamu mereka besok malam saja, oke?”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat