Bab 678
Tuan Rodriguez memelototi putranya dan berkata dengan marah, “Mengapa kau begitu kolot?”
“Mencari istri itu harus mencari orang yang berbudi luhur, cantik atau tidak apa itu penting?”
“Yang penting bisa mengurus rumah dan membantu karirmu, apa kau paham?”
Nyonya Rodriguez menggelengkan kepalanya, “Tetapi kau tidak bisa berkata seperti itu juga.”
“Mencari seorang istri itu memang benar harus yang berbudi luhur tetapi setidaknya juga harus bisa dilihat dan tidak membuat malu.”
*Putraku begitu tampan. Kalau wanita yang dia dapatkan itu jelek, aku adalah orang pertama yang tidak akan menyetujuinya.”
Ekspresi wajah Devon tampak senang. “Pa, kau lihat mamaku ini, betapa dia sangat menyayangiku.”
“Apa kau tidak bisa mempertimbangkannya sedikit saja? Apa kedepannya kau ingin putramu ingin menghadapi wanita yang jelek setiap hari?”
“Kalau benar begitu, lebih baik aku mati saja!”
Tuan Rodriguez langsung menamparnya: “Diam!”
“Jangan sembarangan bicara. Karena kita sudah sampai di sini maka ayo kita masuk dan lihat dulu!”
Devon menggelengkan kepalanya dengan tegas: “Aku tidak mau masuk.”
“Kalau kalian mau masuk, kalian saja yang masuk, aku...”
Belum juga kata–katanya selesai diucapkan tiba – tiba sebuah Maserati putih melaju hingga ke depan halaman restoran kemudian di parkir di sebelah mobil mereka.
Tampak seorang wanita langsing dan ramping yang turun dari dalam mobil dengan mengenakan kacamata hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Tetapi masih terlihat dengan jelas bahwa wanita ini sangat cantik sekali.
Mata Devon langsung menatap lurus – Jurus ke wanita yang sedang berjalan masuk ke dalam restoran itu lalu dengan penuh semangat dia berkata, “Ma, yang ini boleh juga!”
“Aku tertarik dengan yang ini!”
“Begini saja, kalian masuk dan bantu aku untuk membatalkan kencan butanya. Aku akan mencari wanita ini dan meminta nomor kontaknya.”
Setelah itu, Devon buru–buru mengikuti wanita itu.
Tuan Rodriguez dan istrinya merasa tidak berdaya saat melihat sikap putranya yang seperti itu.
Sifatnya yang ganjen dan playboy karena sering bergaul dengan para anak muda dari keluarga kaya schingga hanya tahu menggoda wanita saja.
Apa yang dikatakan mereka tentang putranya yang lulusan universitas Cambridge dan mengelola beberapa perusahaan sebenarnya semuanya itu hanyalah bualan belaka saja.
Devon baru saja lulus dari universitas tidak terkenal di luar negeri telah membuat keluarganya menghabiskan banyak tang dengan hanya membiarkannya belajar di universitas Cambridge selama beberapa hari. Sciclal itu mereka membual kemana – mana bahwa dia adalah lulusan universitas Cambridge.
Kalau tidak, Nara pasti tidak akan mempedulikan martabat mereka dan langsung pergi
Jadi dia sengaja mengatakan tentang bisnis ini agar Nara mau tetap tinggal dan duduk di sana.
Dan benar saja, Nara langsung mengangguk. “Baiklah, kebetulan ini sudah waktunya makan malam jadi mari kita makan bersama saja.”
“Pa. Ma lain kali kalian udak perlu repot–repot seperti ini.”
“Biar aku saja yang menangani dan mengurusi urunan perusahaan!”
Axel dan Alina mengangguk–angguk sambil tersenyum. Tiba-tiba Axel berkata, “Oh yah. ngomong–ngomong..”
“Nara, ini adalah kali pertanianya kita bertemu dengan mereka, jadi nanti jangan ngomong terlalu banyak tentang bisnis dulu.”
“Kalau tidak, tujuan kita akan terlihat terlalu jclas.”
“Kita mengobrol dan makan dengan santai dulu saja agar lain kali kalau mau mengajak mereka bekerjasama akan lebih mudah, oke?”
Axcl sengaja mengatakan ini karena dia khawatir Nara akan berbicara tentang bisnis saja sepanjang pertemuan mereka itu dan kebohongan mereka akan
Nara terkejut tetapi dia juga tidak banyak bicara.
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat