Bab 673
Si teniuk Boy ini rela mengurangi 40 juta dolar itu demi bisa berteman dengan Reva yang menunjukkan ketulusan hatinya.
Selain itu, dia yang bini duduk di scbclab Frans sambil ngobrol dan tertawa itu dapat dilihat dengan jelas bahwa stanis orang ini sama sekali tidak sederhana.
Ada banyak orang yang ingin mendekati orang seperti ini pun belum tentu bisa didekati tetapi sckarang orang ini malah menyatakan niat tulusnya bahwa dia ingin berteman dengan Reva.
Kalau sampai orang lain tahu, hal ini pasti akan sangat mengejutkan.
Reva melirik si gemuk Boy dan terkekeh, “Seratus lima puluh juta?”
“Kau ingin memberiku uang?”
Begitu kata – kata ini diucapkan, beberapa orang di ruangan itu langsung tercengang.
Devi juga tampak bingung, lalu dengan suara rendah berkata, “Kak Reva, ini temannya papa angkatku, kau... kau hargai dia.”
–Uang ini, aku akan meminta kakek–ku membantumu untuk mengumpulkannya...”
Reva menggelengkan kepalanya lalu dengan lembut berkata, “Aku hanya bercanda!”
Si gemuk Boy langsung tertawa: “Aduuh, tuan Reva ini benar–benar humoris.”
“Aku sangat senang berteman dengan pemuda bertalenta seperti tuan Reva!”
“Begini saja, aku akan mengalah sedikit lagi, 130 juta saja tidak apa–apa!”
Dengan lembut Reva berkata, “Uangnya tidak perlu.”
**Tuan Boy, aku hanya perlu tungku pil ini saja, kau tidak perlu memberiku uang!”
Si gemuk Boy mengira Reva sedang bercanda dengannya lalu sambil tertawa dia berkata, “Aduhh. tuan Lee, kau ini benar-benar suka bercanda.”
Reva: “Aku serius.”
Si gemuk Boy menatap Reva dan saat melihat ekspresi Reva yang serius, air mukanya langsung berubah menjadi muram.
“Tuan Lee, aku benar–benar tulus ingin berteman denganmu.”
*Tetapi bagaimanapun juga, benda ini berharga 100 juta dolar lebih. Kalau kau sama sekali tidak mau mengeluarkan uang untuk benda ini, rasanya tidak terlalu pantas, kan?”
Frans juga ikut mengerutkan keningnya dan berkata, “Sesuai dengan peraturan di Gnome, kau harus membayar uangnya kalau kau sudalı memenangkan barang yang kau bidik itu.”
“Reva, karena kau adalah teman Devi jadi aku menghormatimu.”
“Tetapi itu tidak berarti kau bisa sembarangan!”
Reva terkekch, “Aku tidak sembarangan.”
“Orang–orang di keluargamu yang meninggal itu juga memiliki gejala yang sama sepertimu sebelumn inereka semua meninggal, kan?”
Ekspresi si gemuk Boy langsung berubah. Dia menatap Reva dengan mata yang terbelalak lebar. *Kau kau tahu darimana?”
Krva mendengus dingin, “Aku tidak hanya tahu tetapi aku juga tahu apa yang sedang terjadi.”
“Kalau bukan karena hal ini, kau juga tidak akan menjual benda ajaib ini!”
“Sekarang benda ajaib ini sudah bukan kartu kesayangan lagi bagimu tempi merupakan bola panas yang bisa mengancam nyawannu kapan saja!”
“Kau hanya ingin melepaskan benda ini dengan cepat agar bisa menyelamatkan nyawamu sendiri!”
Wah si tomuk Boy langsung memucat, “Tuan Lee… sebenar… sebenarnya kau ini dewa
darimana?”
“Bagaimana kau bisa tahu tentang situasi keluargaku?”
Frans tampak bingung. “Si gemuk Boy, ada apa sebenarnya?”
“Apa yang salah dengan senjata ajaib ini?”
“Apa kau hendak menjahatiku dengan membawa benda ini kesini untuk di lclang?”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat