Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 602

Menantu Dewa Obat

Bab 602

Hiro langsung tersenyum. “Aihh, kakak ipar, aku hanya bercanda saja, jangan terlalu diambil hati!”

“Sebenarnya maksud aku tadi itu lebih baik jangan sampai Nara tahu mengenai hal ini.”

“Kalau sampai Nara tahu, entah apa yang akan terjadi selanjutnya, iya kan?”

“Kau mengerti maksudku, kan?”

Reva tidak mempedulikannya.

ANT

Saat ketiganya sampai di rumah, Nara masih terjebak di dalam rumah oleh Hana dan Alina.

Ponsel Nara juga sudah dibuang oleh Hana. Jadi pagi ini, Nara tidak membaca satu pesan pun yang ada di ponselnya.

Melihat ketiganya pulang bersama dengan Reva lalu Nara buru – buru menyapa mereka. “Reva, kau.. bagaimana jadinya?”

“Kau tidak apa – apa, kan?”

Hana membungkuk dengan ekspresi terkejut, “Mengapa kau masih bisa pulang?”

“Bukan… bukannya seharusnya kau sudah ditangkap untuk diperiksa?”

Reva menceritakan semua kejadian yang terjadi tadi pagi.

Begitu mendengarnya, Nara merasa sangat gembira lalu dengan penuh semangat berkata, “Baguslah, baguslah.”

“Baguslah kalau tidak terjadi apa – apa.”

Hana tampak sangat kecewa. “Mengapa bisa jadi seperti itu?”

“Uang ini kenapa kenapa uang ini malah dikembalikan ke perusahaan konstruksinya lagi?”

“Suamiku, apa ada yang salah?”

Dengan marah Nara berkata, “llana, apa kau sudah tidak waras?”

“Melihat Reva yang baik–baik saja, kau merasa utak senang, kun?”

“Kenapa? Apa kau harus melihat Reva masuk penjara dulu baru kau merasa senang?

Sebenarnya di dalam haunya Hana memang berpikir seperti itu tetapi dia tidak berani mergatakannya secara langsung

“Aku... aku kan hanya asal bertanya saja!”

“Mengapa kau begitu emosi?”

Jawab Hana sambil mengerutkan bibirnya. Namun ekspresi kekecewaan yang tampak diwajahnya sama sekali tidak bisa disembunyikan.

Hiro mengedipkan mata kepadanya sebagai isyarat agar dia tidak berbicara lagi.

Hana terkejut tetapi dia tidak bertanya lebih jauh lagi.

Lalu dia mengikuti Hiro yang kembali ke kamarnya. Dan di tengah perjalanannya dia bertanya.

“Sebenarnya apa yang terjadi?”

“Mengapa Reva tidak ditangkap dan tidak masuk penjara?”

Cepat atau lambat, semua harta dan aset keluarga akan diserahkan kepada mereka.”

VEREI

Hiro terkekeh, “Cepal atau lambat kita memang pasti akan mengusimya.”

Mata Hana langsung berbinar, “Benarkah?”

“Dia... dia benar–benar setuju untuk mengembalikan perusahaan ini kepada papa?

“Bagaimana mungkin?”

“Bukannya kita sudah menandatangani surat jaminannya?”

Hiro terkekeh. “Memangnya kenapa kalau ada surat jaminan?”

“Kalau papa sudah buka mulut, apa Reva berani membantah?”

“Dia hanya menantu sampah. Di dalam keluarga ini, dia tidak punya hak untuk berpendapat.”

“Kalau papa sudah membuka mulut maka mau tak mau dia hanya bisa menurutinya saja. Memangnya apa lagi yang bisa dia lakukan?”

Hana merasa sangat gembira. Dia bertepuk tangan dan berkata, “Bagus sekali.”

“Akhimya perusahaan konstruksi bisa didapatkan kembali dan di dalamnya juga masih ada begitu banyak uang.

“Akhimya kali ini kita bisa menghasilkan banyak uang.”

“Aku tidak mau tahu yah, nanti setelah menghasilkan uang, kau harus membelikan aku Maserati Sama sekali udak boleh kalah dari Nara!”

Hiro tertawa dan berkata, “Belilah. Aku pasti akan membelikannya untukmu!”

“Aku akan membelikan Ferrari untukmu, jauh lebih baik daripada miliknya!”

Hana tersenyum dengan lebar hingga mulutnya tak bisa mengatup dengan rapat. Wajahnya tampak begitu senang.

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat