Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 567

Menantu Dewa Obat

Bab 567

Nara dan Hana bertengkar sejenak kemudian tiba – Uba Axel menggebrak meja dan berkata dengan marah, “Diam kalian semua!”

“Nara, aku juga tidak ingin mempersulit diumu.”

“Kami udak ingin puluhan milyar lagi tetapi kau dapat menyuntikkan 3 milyar ke apotek kami.”

Paras muka Nara langsung berubah. 3 milyar? Ini sama sekali tidak mungkin.

Dengan tak berdaya Hana berkata, “Pa, kau terlalu memanjakannya.”

“Apa yang mempersulinya?”

“Dia adalah CEO perusahaan. Bukannya dia yang memutuskan bagaimana aliran dana perusahaan harus dilakukan?”

“Mengapa perusahaan bahan obat bisa mendapatkan aset puluhan milyar lebih sementara apotek kita sendiri hanya diberikan 3 milyar dolar?”

Axel mengibaskan tangannya. “Kalau ingin perusahaan berkembang, kita juga tidak dapat menyunukkan seluruh dananya ke apotek kita. Lalu bagaimana nantinya dengan kantor pusat?”

“3 milyar ini tidak akan mempengaruhi perkembangan perusahaanmu dan juga tidak akan mempersulit kakakmu.”

Hana mengangguk dan melirik Nara kemudian berkata, “Kak, kau dengar tidak?”

“Kau sudah lihat sendiri kan bagaimana papa dan mama begitu memikirkanmu. Sementara kau, bagaimana kau memperlakukan papa dan mama?”

“Kalau kau benar- benar tidak bisa mengeluarkan 3 milyar ini maka kau tak pantas disebut sebagai manusia!”

Dengan cemas Nara berkata, “Pa, sekarang perusahaan mana ada 3 milyar dolar?”

“Perusahaan sedang berkembang dengan pesat sekarang. Ada beberapa pesanan yang belum selesai dan semua dana sudah diinvestasikan.”

Wajah Axel tampak dingin dan berkata, “Nara, sebelumnya perusahaan sudah mendapatkan uang DP sekitar 10 milyar. Kau jangan beritahu kepadaku bahwa semuanya sudah tak ada.”

“Dan juga, perusahaan bahan obat juga sudah mendapatkan keuntungan yang begitu banyak. Dengar – dengar itu juga sekitar 10 milyar, kan.”

“Memangnya semua uang ini bukan uang?”

“Aku tidak mengatakan bahwa kau harus memberikan 10 milyar kepada kami. Aku hanya meminta 3 milyar saja, masa tidak boleh?”

“Apa kau masih menganggap kami sebagai orang tuamu? Alau kau menganggap kami sebagai

pengomis?

Dengan gugup Nara berkata, “Uang DI’ yang diberikan oleh orang orang itu sudah digunakan untuk membeli mesin dan peralatan, bahan baku pabrik serta gaji untuk para karyawan. Semua ini membutuhkan banyak uang.”

“Kita hanya bisa mendapatkan untungnya kalau pesanan – pesanan itu sudah selesai dikerjakan. Dan yang sebelumnya ilu semuanya hanya merupakan investasi.”

Hana langsung bertepuk tangan lalu sambil tersenyum berkata, “Pa, aku pikir kau adalah orang yang paling cocok untuk menjabat sebagai CEO.”

“Bagaimanapun juga, kau adalah kepala keluarga ini!”

“Apalagi kau juga menangani semua masalah dengan cepat dan rapi. Jauh lebih baik daripada kakak-ku.”

“Selain itu, dengan kau yang menjadi CEOnya, kau juga dapat memasukan bahwa aset dan harta

kekayaan keluarga kita tidak akan ditipu oleh orang luar.”

Di dalam ucapannya itu mengandung kata sindiran terhadap Reva.

Nara sudah hampir menangis karena merasa marah sekali. Dia benar – benar tak habis pikir dengan pemikiran papanya itu!

“Pa, kau… kau ini jelas – jelas sedang memaksa aku!”

“Saham perusahaan ini adalah milikku. Atas… atas dasar apa kau menyuruh aku mengalihkan sahamku kepadamu?” tanya Nara dengan marah.

Axel berdiri dan meraung, “Atas dasar aku adalah papamu!”

“Atas dasar aku yang membesarkanmu hingga seperti sekarang!”

“Atas dasar aku yang memberikan segala yang kau perlukan agar kau bisa menjadi CEO!”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat