Bab 185
Axel juga menghampiri dan berkata dengan nada meremchkan, “Reva, memangnya kau kenal dengan bos itu?”
“Datang – datang langsung bilang mereka sudah kabur?”
“Memangnya kau tahu dimana mereka sekeluarga tinggal?”
“Apa kau tahu siapa namanya?”
“Apakah kau akrab dengannya?”
Mendengar celotehan Axel itu membuat Alina sangat gembira. Dengan mengangguk-angguk dia berkata: “Ya, ya, ya.. itu benar sekali!”
“Memangnya kau tahu nama bos toko itu?”
“Beraninya mengatakan mereka telah kabur?”
“Jangan sampai nantinya orang itu malah menuntutmu dengan tuntutan pencemaran nama baik lagi?”
Reva mengabaikan mereka dan menepuk bahu Nara sambil berkata: “Nara, jangan khawatir.”
“Aku sudah meminta seorang teman untuk melacak keberadaannya.”
“Gelang giok itu pasti akan ditemukan!”
Nara juga hanya bisa mengangguk dengan tak berdaya karena sekarang ini hanya itulah satu – satunya cara yang dapat dia lakukan.
“Mencari teman – teman berandalanmu itu lagi?”
“Reva, kau dengarkan aku yah!”
“Keluarga Shu kita sekarang juga merupakan keluarga yang cukup bergengsi dan ternama di kota Carson sekarang.”
“Jika kau tetap ingin bergaul dengan teman-teman berandalanmu itu maka tinggalkan keluarga Shu kita dan bercerailah dengan Nara.”
**Keluarga Shu kita tidak ingin terlibat dengan orang-orang yang tidak beradab dan tidak tahu aturan itu!” ujar Alina dengan wajah cemberut.
Nara tampak kesal dan berkata: “Ma, apa yang kau katakan?”
“Mengapa teman-teman Reva dikatakan tidak beradab dan tidak tahu aturan?”
“Lagipula, sejak kapan keluarga Shu kita menjadi keluarga ternama di kota Carson?”
“Memangnya kau tidak tahu bagaimana situasi dan kondisi keluarga kita?”
“Apa kau pernah melihat keluarga ternama di kota ini yang hanya tinggal di sebuah rumah dengan tiga kamar tidur?”
Setelah itu Alina hanya bisa terdiam tanpa bisa mengatakan apa – apa.
Axel lalu berkata dengan marah, “Nara, ucapanmu itu tidak benar.”
“Kita sedang memiliki sedikit kesulitan sekarang dan itu juga akan segera berakhir.”
“Bisa saja aku langsung pergi ke Rose Garden untuk membeli sebuah villa!”
Dengan kapabilitas perusahaan farmasi Shu yang seperti itu bagaimana mungkin bisa masuk ke Dragon Lake?
Ingin pindah ke Rose Garden saja belum tentu bisa dilakukan!
Dan Nara juga tampak malas untuk berdebat dengan mereka berdua kemudian dia mengajak Reva masuk ke kamarnya.
Lalu Nara memandang Reva dan berkata dengan serius, “Reva, nanti saat dividen tahun ini sudah dibagikan kita harus membeli sebuah rumah baru.”
“Ukurannya tidak penting. Meskipun hanya ada satu kamar dan satu ruang tamu tetapi bagaimanapun juga ilu adalah rumah kita sendiri!”
“Nanti pada saatnya kita pindah dan tinggal disana saja. Aku tidak ingin melihat kau menderita seperti sekarang ini lagi!”
Reva merasakan kehangatan di hatinya kemudia dengan tersenyum ringan dia berkata: “Nanti setelah selesai semuanya kita pindah ke Dragon Lake saja!”
Nara memutar matanya dan menatap Reva: “Kau sudah gila yah?”
“Taman Dragon Lake itu tidak bisa dibeli hanya dengan uang saja.”
“Kurasa tak ada harapan bagi kita dalam seumur hidup ini.”
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat