Bab 165
Nadine tampak tercengang. Herman benar.
Dia yang bertanggung jawab atas perusahaan ini. Dia menandatangani kontrak itu dan dia juga yang memutuskan untuk melakukan bisnis itu. Semuanya dia sendiri yang melakukannya.
Bahkan bahan obat yang dikirim ke perusahaan oleh Andrew.
Juga dia sendiri yang meminta seseorang untuk memeriksa kuantitasnya dengan tergesa – gesa. Dia sama sekali tidak memeriksa kualitasnya dan langsung mengirimkannya ke perusahaan farmasi pemesan.
Bagaimanapun juga dia yang melakukan ini semua jadi dia tidak bisa melepaskan tanggung jawab ini sama sekali.
Setelah terdiam beberapa saat, tiba – tiba Nadine memekik: “Aku tidak peduli!”
“Kau yang harus bertanggung jawab untuk ini!”
“Kau kan masih CEO perusahaan ini dan statusku masih seoarang manajer umum. Jadi aku tidak memiliki kekuasaan sebanyak itu!”
Herman tampak cemberut dan berkata: “Direktur Swan, aku juga ingin bertanggung jawab atas hal ini tetapi aku tidak memenuhi kualifikasinya!”
“Kontrak itu ditandatangani oleh dirimu dan juga kau sendiri yang melakukan pengawasan atas keluar masuknya barang.”
“Tidak peduli itu kontrak ataupun pengawasan, semua itu adalah bukti – buktinya.”
“Jika aku ingin bertanggung jawab atas hal ini, aku juga masih harus bertanya kepada orang – orang itu apakah mereka menyetujuinya!”
Nadine tampak cemas dan berkata: “Apa… apa maksud ucapanmu itu?”
“Apakah harus aku yang bertanggung jawab atas hal ini?”
Herman melambaikan tangannya dan berkata: “Direktur Swan, kita jangan bicara omong kosong lagi.”
“Pihak perusahaan farmasi itu telah memanggil polisi. Semuanya akan diselesaikan secara hukum.”
“Aku kira perusahaan ini akan bangkrut. Sudahlah, aku akan mencari pekerjaan lain
saja.”
“Dan juga kali ini masalahnya bukan hanya kompensasi dan tanggung jawab saja.”
“Kau telah membuat anak perusahaan menjadi seperti ini, kurasa dewan direksi perusahaan juga tidak akan melepaskanmu.”
“Hmm.. lebih baik cepat kau cari kakakmu dan memintanya untuk menyiapkan tiga hingga lima milyar dolar. Agar bisa digunakan sebagai kompensasi dan denda!”
“Kalau tidak maka kau akan di penjara!”
Setelah Herman selesai berbicara dia langsung berjalan pergi dan meninggalkan Nadine sendirian.
Tiga hingga lima miliar dolar sebagai kompensasi?
Ya Tuhan, meskipun orang tuanya pintar merengek juga mereka tidak akan mampu merengek sampai mendapatkan uang sebanyak itu!
Dan yang paling penting sekarang adalah jika dia tidak dapat membayar uang itu maka dia harus masuk penjara. Siapa yang mau?
“Aku sudah pernah bertanya, aset Nara sendiri ditambah dengan yang lainnya juga tidak lebih dari 100 juta dolar.”
“Darimana dia bisa mendapatkan tiga atau lima milyar dolar sebagai kompensasi?”
“Selain itu, di waktu lalu kita hanya membuat masalah – masalah kecil saja. Tetapi kali ini masalahnya kita harus membayar 3 hingga 5 milyar dolar. Kau kira orang – orang itu akan melepaskan kita begitu saja?”
Rebecca tampak terdiam untuk beberapa saat.
Meskipun biasanya dia suka asal bicara dan keras kepala tetapi dia juga tidak bodoh. Dia tahu dengan jelas bahwa tidak mungkin untuk meminta keluarga Shu mengeluarkan 3 hingga 5 milyar dolar itu.
“Nadine, apakah… apakah semua masalah ini benar– benar kenyataan?” tanya Jonathan dengan panik, “Atau… kau cari Andrew itu dan minta dia untuk membayar kompensasinya?”
Nadine yang tersadar kembali lalu segera menelepon Andrew dengan tergesa – gesa.
Tetapi pangeran tampan yang bersikap begitu baik padanya tadi malam ternyata ponselnya tidak dapat dihubungi hari ini. Dikatakan bahwa nomor itu tidak terdaftar.
“Mengapa…. mengapa nomornya tidak terdaftar?”
“Padahal semalam masih bisa tersambung!” Ujar Nadine dengan tergesa–gesa.
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat