Bab 137
Nara tampak canggung dan berkata: “Apple, redakan dulu emosimu.”
“Kita sudah lama tidak bertemu, jangan marah hanya karena masalah sepele ini.”
“Reva, jangan bertengkar dengan Apple. Ayo kita makan dulu, makan dulu!”
Mau tak mau Apple duduk dengan raut wajah marah dan kesal.
Tak lama kemudian makanan disajikan dan semuanya adalah steak ala barat dan makanan sejenisnya.
Peralatan makannya juga terdiri dari pisau dan garpu.
Tentu saja ada sumpit di sampingnya untuk menghindari kecanggungan orang yang tak biasa menggunakan pisau dan garpu.
Reva yang tidak terbiasa menggunakan pisau dan garpu akhirnya dia makan dengan menggunakan sumpit.
Saat Peter melihatnya dia langsung berseru dengan berlebihan: “Tuan, makan makanan Barat caranya bukan seperti ini.”
“Untuk makan makanan barat, kau harus menggunakan pisau dan garpu.”
“Jika kau makan seperti ini apa bedanya kau dengan seorang barbar?”
Ucapannya ini membuat orang – orang dari beberapa meja di sekitarnya menoleh dan semua orang tertawa.
“Ya ampunn, ini pertama kalinya aku melihat seseorang makan steak dengan sumpit.”
“Apa yang aneh dengan ini? Semua tukang di lokasi konstruksiku jika kau bawa dia kesini juga pasti akan makan steak dengan sumpit!”
“Bagaimana mungkin orang kasar seperti dirinya bisa masuk ke tempat mewah seperti Spoon & Stable?”
“Apa kau tidak melihat? Di seberangnya itu ada pria yang tampan dan kaya.”
“Kurasa mungkin dalam seumur hidupnya ini adalah pertama kalinya dia datang ke tempat yang mewah seperti ini!”
Apple juga tampak menghinanya: “Nara, untuk apa kau membawanya keluar?”
“Mana ada orang yang makan makanan Barat dengan menggunakan sumpit. Seharusnya menggunakan pisau dan garpu. Itu baru bisa disebut sopan dan beradab!”
“Sangat tidak sopan dan tidak beradab baginya untuk melakukan seperti ini!”
“Bukankah ini jadi membuat malu kita saja?”
Reva cemberut dan berkata, “Apakah begitu memalukan jika makan menggunakan sumpit?”
“Sejak kecil kau sudah makan dengan menggunakan sumpit lalu kenapa kau tidak merasa malu?”
saja dan membuatku terlihat tak punya harga diri!”
Reva menyambut ucapannya dengan berkata: “Harga diri seseorang itu bukan hanya diucapkan dimulut tetapi harus ditunjukkan dengan sikapnya.”
“Apa yang aku makan, bagaimana cara aku makan, itu urusanku sendiri!”
“Apakah kau tidak tahu? Ada sebuah aturan dalam harga diri yaitu jangan ikut campur dengan urusan orang lain!”
“Kau….” Apple tampak sangat marah hingga tak bisa berbicara.
Nara buru – buru meredakan mereka: “Sudahlah, lupakan saja.”
“Apple, Reva tidak suka menggunakan pisau dan garpu, jadi biarkanlah.” “Reva, jangan berdebat lagi dengan Apple.”
Reva mengangguk sambil tersenyum dan melanjutkan makannya dengan sumpit.
Peter melirik Reva dan bergumam dengan suara pelan,”
Peter melirik Reva dan bergumam dengan suara rendah, “Dasar barbar!”
Reva yang tidak mau kalah langsung menjawab, “Dasar norak!”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat